Rabu, 15 Oktober 2014

GEMASABA NU Minta Pemerintah Bubarkan HTI

Para aktifis HTI saat meggelar Muktamar Khilafah di Jakarta, Juni 2013 lalu

Hizbut Tahrir Indonesia( HTI) adalah salah satu ormas Islam di Indonesia yang menganut paham radikal dalam memahami agamanya. Radikalisme pemahamannya diantaranya adalah pada masalah konsep kenegaraan. Mereka memahami bahwa negara yang benar adalah Negara Islam berdasarkan hukum al-Quran. 

Untuk itu cita-cita mereka adalah merubah negara yang ada menjadi negara Islam, termasuk Indonesia. Mereka sudah terang-terangana menyuarakan pembentukan Negara Islam Indonesia di banyak kesempatan, termasuk yang terbesar di Gelora Bungkarno, Jakarta beberapa waktu lalu dengan konsep yang mereka sebut Khilafah. Ada Puluhan ribu anggotanya yang hadir pada acara muktamr khilafah , Juni 2013 lalu. 

Oleh karena itu, sejumlah aktifis perdamaian yang menginginkan Indonesia tetap utuh menjadi NKRI damai dalam banyak perbedaan ini secara tegas menolak gerakan HTI ini. Mereka menuntut agar pemerintah Indonesia bersikap tegas atas fenomena HTI dengan membubarkannya.

Salah satunya adalah para aktifis sayap NU (Nahdlatul Ulama) yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa (Gemasaba) yang menolak tegas akan gerakan khilafah HTI ini. 

Dewan Pimpinan Nasional Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa (DPN Gemasaba) menilai keberadaan dan aktivitas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) membahayakan keutuhan NKRI. Karena itu, Gemasaba mendesak pemerintah agar segera membubarkan organisasi transnasional ini.

Ketua Umum DPN Gemasaba Ghozali Munir menyampaikan hal tersebut di kantor DPP PKB, Jakarta beberapa waktu lalu.  "Keberadaan Hizbut Tahrir atau organisasi makar yg bercita-cita mendirikan khilafah di bumi Indonesia sangat berbahaya bagi keutuhan NKRI dan pemerintah harus segera membubarkannya," tegas Ghozali seperti dilaporkan NU Online.

Menurut Ghozali, Hizbut Tahrir tidak layak hidup di bumi Indonesia karena pancasila sebagai dasar negara sudah final dan tidak bisa ditawar-tawar lagi. Selain itu, lanjutnya, cita-cita Hizbut Tahrir untuk mendirikan khilafah di Indonesia termasuk tindakan makar.

"Jika pancasila diubah maka Indonesia akan bubar. Ide khilafah adalah ide bodoh dan kurang ajar. Mereka tidak ikut berjuang mengusir penjajah, tetapi tiba-tiba datang sambil menikmati indahnya kemerdekaan dan kebebasan demokrasi tetapi ingin menghancurkannya dan menggantinya dengan ide khilafah yang absurd," ujar Ghozali bernada geram.

Lebih jauh menurut Ghozali, Nabi Muhammad sendiri tidak pernah memakai ide khilafah sepihak dalam mendirikan negara, akan tetapi memakai satu konstitusi yang disusun bersama seluruh elemen bangsa yang bernama Piagam Madinah. Posisi Pancasila adalah sama persis dengan piagam madinah yang dipraktikkan Nabi.

Ghozali menambahkan, sebagai tindakan konkret penolakan Gemasaba atas Hizbut Tahrir, DPN Gemasaba telah memasang berbagai spanduk di berbagai sudut ibukota yang isinya menyadarkan masyarakat akan bahaya Hizbut Tahrir.

"Kami dalam waktu dekat juga akan mengirim surat resmi kepada Kesbangpol Depdagri (Kementerian Dalam Negeri, red) dengan tuntutan agar pemerintah segera membubarkan Hizbut Tahrir," pungkasnya. ###

Tidak ada komentar: