Selasa, 02 Agustus 2011

Menuju Perjalanan Sejati

Menuju Perjalanan Sejati

Oleh: Agus Mar

Para syeh, para kyai yang mumpuni dalam olah batin sepakat akan perlunya guru sebagai pembimbing (mursyid) dalam penempuhan jalan spiritual seseorang. Ada banyak alasan dalam hal ini. Selain untuk keperluan maksimalisasi sebuah pencapaian tujuan juga karena dibutuhkannya dalam setiap etape perjalanan yanhg penuh rintangan dan tantangan.

“Likulli syain Syaihun” (setiap sesuatu ada ahlinya), begitu kata sebuah nasehat. Sesuatu yang ditangani oleh bukan ahlinya niscaya akan menemukan jalan buntu dan tunggulah saat kehancurannya. Jika anda pernah nonton televisi , salah satu mata acara yang pernah menjadi idola para remaja, ibu juga tidak sedikit kaum adam diantaranya adanya kontes menjadi penyanyi terbaik. Di RCTI misanya ada Indonesian idol, di Indosiar ada akademi fantasi (AFI), di TPI ada Kontes Dangdut Indonesia (KDI) bahkan ada kontes menjadi DAI terpopuler.

Anda melihat bahwa untuk menjadi idola yang mengasah kemampuan suara dan penampilan di hadapan publik saja, mereka dikarantina untuk mendapatkan bimbingan dari para instruktur senior. Mereka dibimbing secara intensif.Semua waktunya selama 24 jam diatur sedimikian rupa, tidak diperkenankan berhubungan dengan pihak luar. Dilarang nonton TV, dilarang menggunakan Hand Phone dan dilarang berhubungan dengan orang tuanya. Apalagi mendapatkan bimbingan dari instruktur lainnya yang tidak jelas asal-usul dan kemampuannya tidaklah boleh.

Untuk apa aturan seketat itu ? Jawabannya sangatlah mudah dan jelas, demi keberhasilan dari apa yang sedang mereka cari secara maksimal. Demi kesuksesan cita-citanya yang ingin menjadi penyanyi ngetop agar memiliki kualitas suara dan penampilan yang layak jual, sesuai standar yang dipandang pantas oleh para gurunya.

Dalam bahasa spiritual apa yang dilakukan oleh mereka disebut dengan mujahadah (berjuang keras) dan suluk sebuah proses karantina diri menuju sebuah tujuan besar.

Para calon penyanyi tadi melakukan mujahadah secara fisik sesuai standar-standar latihan yang dibutuhkan.

Kalau untuk menjadi penyanyi dengan menonjolkan satu sisi kemampuan lahir yakni suara, itu saja memrlukan latihan yang teramat keras dengan bimbingan super serius oleh para ahlinya, maka begitu pula di dunia spiritual ? Diperlukan pembimbing senior dan meyakinkan dalam bidangnya dengan jadwal dan latihan yang serius.

Mereka bersedia diatur, dibimbing, dibatasi waktunya bahkan dimarahi, disemprot dicaci maki oleh instrukturnya hanya untuk sebuah ketrampilan lahir yang belum tentu kadar maslahatnya dalam kehidupan ini dan nanti.

Maka jika anda menempuh jalur spiritual untuk sebuah ketrampilan ruhani , demi kematangan batin maka anda juga harus dengan ikhlas , banting tulang mengikuti bimbingan guru mursyid, diatur waktunya , disemprot termasuk dicaci maki. Percayalah itu semua untuk kesuksesan perjalan batin anda. Sang Guru adalah orang yang telah lama menapaki jalan spiritualnya dan telah sampai di tujuan.

Tentu ia mengetahui banyak hal di sekitar perjalananya. Maka ia tidak mau murid-muridnya gagal dan tersesat di tengah perjalanan. Karena ada akalanya murid lengah di tengah jalan, padahal di depannya ada jurang bahkan ada perampok yang bisa mencelakakannya. Kalau sanga guru membiarkan maka jelas bukanlah ia pantas disebut guru. Guru yang sempurna tentu akan berlari cepat memperingatkan murid, kalau perlu menghadang sang perampok sekiranya murid terdesak dan adakalanya akan melemparkan murid secara paksa demi terhindar dari jurang dan perampok.

Menapaki jalan spiritual bukanlah hal mudah. Beratus-ratus kali lebih sulit ketimbang menapaki jalan karir sesaat para selebritis. Di dalamnya banyak jalan berliku dengan lembah dan jurang terjal yang siap mengelicirkan jika tidak hati-hati. Di dalamnya terdapat banyak hambatan, rintangan dan godaan yang memabukkan dan mematikan. Banyak tipuan (ghurur) dan banyak juga rayuan (istidroj) yang sangat samar yang sebenarnya sedang membelokkan arah.

Di sini ada dua kekuatan besar yang senantiasa menjadi penghalang utama seseorang yang sedang dalam perjalanan spiritual. Dua kekuatan besar ini tidak lain adalah nafsu sendiri dan syetan yang mengajaknya bersekutu. Dari keduanya nafsu merupakan perongrong terberat sedangkan syetan masih bisa dikalahkan mutlak baik oleh diri yang kuat maupun oleh kekuatan guru yang kamil mukamil (sempurna). Karena jika anda menjadi polisi yang kuat tentu maling akan berlari terbirit-birit jika bertemu dengan anda.

Dalam dunia spiritual, ada jargon yang sangat terkenal,”Man laisa lahu syaihun fasyaihu-hu syaithon”, (barang siapa tidak mempunyai guru maka gurunya syetan).

Barang siapa tidak memiliki guru , maka ia akan dibimbing oleh syetan. Bukan bimbingan untuk sampai pada tujuan namun sebaliknya agar semakin jauh dan melenceng dari tujuan semula, dan pada akhirnya tersesat dan terjerambab dalam jurang kenistaan. Na’udzubillah mindzalik.

Betapa banyak tipuan halus di dunia ini. Kalau seseorang tidak mempunyai guru niscaya ia akan sangat mudah tertipu dan terperdaya oleh rayuan manis iblis sang penggoda. Dan hanya guru yang ahlul kasyaf saja yang akan bisa menyelamtakan murid-muridnya dari tipuan-tipuan dan jebakkan-jebakkan iblis yang sangat halus.

Kalau godaan dan gangguan yang bersifat kasar misalnya, masih bisa diatasi dengan dzikir-dzikir yang telah guru ajarakan., Sekali bentakan kalimat toyyibah, atau dengan robithoh anda yang kuat maka syetan sudah cukup ketakutan untuk berhadapan dengan anda. Namun kalau godaan ini sudah masuk melalui alam bawah sadar anda, sudah memasuki kesadaran anda lewat mimpi dengan menyerupai ulama, dengan mengajarakan ayat-ayat-Nya ,Astaghfirulloh. Lahaula wala quwwata illa billah. Sangat sedikit orang yang akan selamat dari goadaan ini jika tidak didampingi guru yang yang benar-benar mumpuni.

Para murid spiritual saja yang sebenarnya memiliki guru mumpuni, namun karena tidak serius dalam perjalanannya, banyak petuah dan bimbingan gruru yang diabaikan , ia akan sangat berresiko untuk ditipu dan perdayakan oleh rayuan iblis laknatulloh.

Oleh karena itu apalagi jika anda mencoba menapaki dunia spiritual , gemar melakukan wirid-wirid tertentu, duduk berlama-lama pada malam hari “mencari Tuhan”, kata anda , menemukan jati diri , bermeditasi , tanpa melalui bimbingan guru spiritual yang jelas silsilah ilmunya,maka akan sangat besar resiko anda untuk disesatkan oleh iblis dengan cara-cara yang halus tadi.

Dalam hal ini ada ibarat, menapaki dan mendaki jalur spiritual tanpa seorang guru ibarat anda menjelajah hutan lebat , menaiki gunung tanpa seorang pembimbing dan pengawas. Sementara di dalamnya banyak sekali bahaya, ular buas, macan lapar, kuntil anak ganjen, buaya darat dan rumah-rumah hantu lainnya yang indah-indah. Maka niscaya anda akan diterkam binatang buas, terjatuh ke jurang atau ditipu oleh manisnya senyum kuntil anak atau disekap di rumah bagus milik hantu-hantu gentayangan dan seribu bahaya lainnya yang siap menghadang.

Masihkan anda nekat menapaki jalan spiritual hanya dengan modal buku agama yang anda beli di toko ? yang mengajarkan sejumlah amalan tertentu agar anda menjadi manusia hebat? Masihkan anda merasa mampu menghadapi segala bahaya dan tantangan yang ada seorang diri.

Ingatlah, Setiap Rasul yang diutus di muka bumi ini merupakan guru utama. Ia di utus untuk mengembangakn agama. Seorang terpilih seperti rasul saja masih harus dibimbing dan diperingatkan oleh Malaikat Jibril , sebagai perantara ia mendaptkan wahyu dari Tuhannya, apalagi kita makhluk kecil yang berlumur dosa setiap hari.

Agama memang tidak untuk dipersulit namun juga tidak untuk dianggap gampang dengan merasa cukup dengan buku pegangan yang sangat tebal kemudian dibacakan di depan banyak jama’ah dengan baju gamis dan jenggot panjang. “Jangan berpakaian dokter, kalau anda bukan dokter . Kalau anda salah meramu resep obat maka anda bertanggung jawab atas bahayanya. Kemudian sanggupkah anda bertanggung jawab dalam hal ilmu agama hingga hingga akhirat?”.

“Janganlah berpakian polisi kalau anda bukan polisi dan tidak memiliki senajata, nanti anda akan menjadi bulan-bulanan perampok yang mengetahui jati diri anda”.

Permudah agama jangan dipersulit, dengan mempercayakan bimbingan ilmunya kepada yang sudah ahli. Yang sudah malang melintang, kenyang pengalaman dan Imu puluhan tahun. “Bukankah kita tinggal menikmatinya, ibarat makanan tinggal menyantap tidak usah ikut pusing-pusing membuat formula dan memasaknya?” Inilah hakikat dari diutusnya Rasul ke muka bumi, untuk membagikan “makanan” kepada hamba-hamba-Nya yang bodoh dan lemah.

Maka , “Apakah anda tidak mempergunakan akal anda?” Maha Suci Alloh yang telah menciptakan alam semesta ini penuh dengan pelajaran bagi orang-orang yang mau berpikir. ###

------

Purwokerto, December 8, 2006.

Sabtu, 16 Juli 2011

Malam Nisfu Sa'ban

Malam Nisfu Sa'ban Yang Diperdebatkan

Mengapa banyak orang yang begitu semangat memperdebatkan ibadah khusus di malam bulan sa'ban?. Sholat 100 rakaat di malam-malam biasa kalau mampu , tidak ada yg melarang bahkan sunnah ,namanya sholat sunnah mutlaq. Apalagi di malam Bulan Sa'ban.

Hanya orang pemalas, yang kering hatinya, karena jarang melakukan ibadah-ibdah sunnah saja yang memperdebatkan dan menyesatkannya. Keringnya hati, kerasnya hati karena jarang dihadaapkan dengan sinar -sinar ilahiah yang memabuat mereka gemar memusihi orang yang gemar beribadah.

Sepanjang tidak ada larangan dan tidak bertentangan dengan ajaran utama, maka ibadah sunnah yang baik boleh dilakukan. Bahkan dikatakan sebagai investasi yang tiada henti sepanjang ibadah itu diikuti oleh orang lain.

Salam