Selasa, 20 Januari 2015

Terlambat Sudah Selamatkan Makkah Atas Ulah Kaum Wahaby

Makkah sudah seperti Manhattan atau Las Vegas. Sebanyak 98 persen situs Islam bersejarah sudah dihancurkan.Tengoklah Makkah, terutama di sekitar Masjid Al-Haram, tempat kiblat orang Islam berada. Hotel, pusat belanja, dan apartemen-apartemen mewah mengelilingi areal itu.

Gerakan kaum Wahaby Garis keras menghancurkan situs-situs sejarah peninggan Rasululloh SAW terus berjalan. Sepertinya mereka ingin membuat sejarah baru tentang Islam sesuai kehendaknya, dan tidak ingin orang muda dan baru mengerti bagaimana Islam berkembang seusai sejarah Nabi SAW.

Makkah sudah seperti Manhattan atau Las Vegas. Sebanyak 98 persen situs Islam bersejarah sudah dihancurkan.Tengoklah Makkah, terutama di sekitar Masjid Al-Haram, tempat kiblat orang Islam berada. Hotel, pusat belanja, dan apartemen-apartemen mewah mengelilingi areal itu.

Kalau malam Makkah bermandikan cahaya. Semua kini akibat dari proyek modernisasi di kota suci itu. Sampai-sampai banyak pihak menyamakan Makkah dengan Manhattan (jantung kota New York, Amerika Serikat) atau kota judi Las Vegas. “Kita sudah kehilangan 98 persen tempat bersejarah di Makkah dan Madinah,” kata Direktur Eksekutif the Islamic Heritage Research Foundation, London, Inggris, Dr Irfan al-Alawi saat dihubungi melalui WhatsApp sehari menjelang pergantian tahun. “Tapi ini hanya sepuluh persen dari apa bakal terjadi nanti.”

Berikut penjelasan Dr Irfan kepada Faisal Assegaf seperti dilansir Albalad.co.

Bisakah Anda jelaskan seberapa buruk akibat dari proyek perluasan Masjid Al-Haram dan Masjid Nabawi?

Ini adalah kehancuran Makkah dan namanya bukan lagi Makkah tapi Manhattan. Sebab hampir semua tempat bersejarah telah dihancurkan sekarang, termasuk tiang penanda lokasi rumah Ummu Hani di kawasan Masjid Al-Haram. Dia adalah bibi dari Nabi Muhammad. Dari rumah bibinya itulah Rasulullah melaksanakan isra dan mikraj.

Kediaman Hamzah, paman nabi, juga sudah lenyap, dan sumur Tuwa dalam ancaman digusur. (Di sumur Tuwa itulah Rasulullah menginap semalam sebelum paginya memasuki Kota Makkah. Tuwa adalah nama salah satu lembah di Makkah dan kini sudah dipenuhi banyak bangunan). Rumah kelahiran nabi sekarang sudah menjadi perpustakaan juga terancam dirobohkan.

Setelah proyek perluasan di Makkah selesai, Saudi bakal memulai perluasan serupa di Madinah. Sekarang saja hotel-hotel di sekitar Masjid Nabawi telah dihancurkan. Banyak masjid-masjid bersejarah di Madinah terancam dihilangkan.

Berapa banyak situs bersejarah di Makkah sudah dilenyapkan?

Kita sudah kehilangan 98 persen tempat bersejarah di Makkah dan Madinah, tapi ini hanya sepuluh persen dari apa akan bakal terjadi nanti.

Apa maksudnya?

Akan ada banyak hotel dan pusat belanja dibangun di sekitar dua masjid suci itu. Semua situs bernilai sejarah tidak akan tersisa. Seperti semua tiang bekas peninggalan zaman Abbasiyah di Masjid Al-Haram telah dihancurkan. Makkah nantinya bakal seperti Manhattan dipenuhi cahaya.

Pusat belanja di Menara Jam Makkah di hadapan Kabah sudah dilengkapi kereta gantung buat anak-anak berkeliling. Di sana juga terdapat sebuah aula di lantai paling atas bisa disewa buat menggelar pesta. Ironis memang. Ketika sebagian orang tengah beribadah di Masjid Al-Haram atau bertawaf mengelilingi Kabah, sebagian lagi sedang berpesta di Menara Jam Makkah.

Apa tempat bersejarah di Makkah telah dihancurkan dan mestinya amat disesali oleh kaum muslim seluruh dunia?

Tempat paling penting setelah Kabah adalah rumah Khadijah (istri pertama Nabi Muhammad) kini sudah digantikan oleh kamar-kamar kecil. Kemudian adalah rumah tempat nabi dilahirkan. Ketiga yakni Darul Arqam, rumah sahabat nabi dijadikan tempat rapat sekaligus sekolah. Di sana pula Umar bin Khattab bersyahadat. Tidak satu pun dari ketiga tempat bersejarah itu masih tersisa.

Orang-orang awam baru bisa mengetahui kalau mereka ditunjukkan oleh ahli sejarah. Hotel Hilton berdiri tegak sekarang dulunya rumah Abu Bakar.

Sejak kapan proyek perluasan itu menjadi ancaman serius bagi situs-situs bersejarah?

Proyek perluasan mulai mengancam warisan sejarah Islam semasa kepemimpinan Raja Fahad pada 1980-an.

Apakah ada perbedaan kebijakan dalam proyek perluasan antara Raja Fahad dan penggantinya?

Tidak banyak perbedaan. Hal ini diperburuk dengan penunjukan Imam Masjid Al-Haram Abdurrahman as-Sudais sebagai penasihat bagi proyek perluasan dua masjid suci itu. Sebab dia tidak cocok dengan posisi itu karena dia cuma seorang Wahabi, bukan arsitek atau ahli sejarah.

Raja Fahad masih sedikit hati-hati soal proyek perluasan ini, namun Raja Abdullah memimpin sekarang tidak tahu apa yang sedang terjadi. Dia baru diberitahu setelah bangunan bersejarah dirobohkan. Raja Abdullah juga tidak seintelek Fahad tapi bukan berarti dia tidak bagus sebagai raja. Dia raja baik namun para penasihatnya adalah orang-orang buruk lantaran mereka penganut paham wahabi garis keras.

Apakah Anda mengira Saudi bakal berani menghancurkan makam Nabi Muhammad?

Soal itu bukan sekadar selentingan. Ada banyak buku ditulis oleh cendekiawan wahabi di Saudi menyatakan mereka tengah menunggu saat tepat buat menggusur kubah kubur nabi dan memindahkan pusaranya dari dalam Masjid Nabawi karena itu bidah.

Maksud Anda mereka akan memindahkan kubur nabi ke Baqi atau menghancurkan sama sekali?

Rencana mereka adalah menggusur kubah makam dan kemudian memisahkan bilik tempat kubur nabi berada dari Masjid Nabawi. Saudi sudah memindahkan jasad ayahnya Rasulullah, Abdullah, pada awal 1970-an ke kompleks pekuburan Baqi. Pusara ayahnya itu tidak diberi nisan.

Begitu besarnya dampak negatif dari proyek perluasan itu, apakah kita bisa menyimpulkan sudah telat buat menyelamatkan Makkah tapi masih ada kesempatan melindungi Madinah?

Memang sudah terlambat buat menyelamatkan Makkah tapi kita masih ada peluang buat melindungi Madinah. Kita harus bertindak sekarang untuk menyelamatkan Madinah lantaran proyek perluasan di Madinah akan segera dimulai. Kita masih mampu menyelamatkan masjid-masjid bersejarah dan beberapa sumur pernah disinggahi nabi di sejumlah lokasi.

Namun Saudi selalu berkilah proyek itu buat memberikan kenyamanan bagi jamaah haji dan umrah?

Itu cuma alasan untuk mengumpulkan lebih banyak lagi kekayaan sebab harga tanah dan properti di Makkah termasuk paling mahal di dunia. Saya sejatinya sudah menyarankan mereka memindahkan proyek modernisasi Makkah setidaknya 3,2 kilometer dari areal Masjid Al-Haram. Di sana terdapat gurun untuk dibangun. Mereka bisa membikin jaringan trem buat transportasi jamaah dari hotel ke Masjid Al-Haram. Mereka menolak gagasan saya itu.

Tentang Dr. Irfan al-Alawi

Nama:
Dr Irfan al-Alawi

Tempat dan Tanggal Lahir:
Ajayad, Makkah (Arab saudi), 1970

Pendidikan:
PhD bidang teologi Islam

Pekerjaan:
Direktur Eksekutif the Islamic Heritage Research Foundation
Pengajar bidang teologi Islam dan Tasawuf

Kamis, 01 Januari 2015

Kritikan Jend. Moeldoko Terhadap BANSER

Jend. Moeldoko dengan Prajuritnya. foto: merdeka.com

Tidak tau apa sebabnya, tiba-tiba Banser menjadi sasaran sindiran Panglima TNI, Jend. Moeldoko ketika melakukan sidak kepada anak buahnya di Papua Barat belum lama ini. Ia meminta kepada prajuritnya untuk  disiplin dalam bertugas. Jika tidak disiplin maka dinilainya sama dengan Banser. 

Kritikan Panglima TNI terhadap Banser soal kedisiplinan ini layak direnungkan oleh semua jajaran Banser. Barangkali memang benar selama ini pasukan elit NU  sering tidak disiplin. Jadi belum tentu juga kritikannya itu karna rasa tidak suka terhadap Banser. Boleh jadi sebaliknya, justeru saking cintanya kepada Banser di Republik ini. Bisa jadi karna Pak Moeldoko melihat  posisi Banser itu penting namun sayangnya kurang disiplin dalam menjalankan tugas sehingga perlu diingatkan. 

Hanya persoalannya memang tidak sesederhana itu terkait dengan efek dari kritikan Pak Jenderal ini. Banser banyak yang tersinggung seolah-seolah tidak dihargai dan dipandang sebelah mata oleh TNI. Bahkan salah satu petinggi elit Banser yakni, Khotibul Umam Wiranu, yang kini menjadi politisi Demokrat di DPR RI , juga angkat bicara. Ia  mempertanyakan kritikan Moeldoko itu dan balas mengkritik dengan pertanyaan, apakah Pak Moeldoko pernah ikut berperang melawan penjajah sehingga berani merendahkan Banser ? 

Dan krtikikan Pak Moeldoko ini memang cukup mengejutkan, karna di berbagai daerah tidak pernah muncul ada perselisihan antara TNI dan Banser. Yang ada justru sebaliknya, keduanya sering-sering beriringan harmonis dan bekerja sama mengamankan negara ini dalam banyak moment penting. Seperti yang baru saja kita lewati pada perayaan Natal dan Tahun Baru 2015. Banyak Banser secara suka rela turun tangan ikut mengamankan negeranya.

Nah ada apakah dengan Pak Moeldoko dengan Banser ? Ini yang masih menjadi pertanyaan para Banser dan aktifis NU lainnya , mengapa Banser yang menjadi sasaran pelampiasan tidak disiplin. Mengapa bukan satgas dari unsur lain. Biarlah Pak Moeldoko yang akan menjelaskan. 

Jika pernyataan itu tidak segera dibenahi , tentu saja  bisa mengganggu hubungan baik antara TNI dan Banser yang selama ini sudah terjalin dengan baik. 

Pak Moledoko sepertinya perlu membuka lembaran sejarah di Tanah Air ini, tidak usah terlalu lebar, misalnya pada peristiwa 10 Nopember 1945 di Surabaya.  Banser berperan sangat vital dan menjadi posisi terpenting dalam memimpin pasukan rakyat melawan pasukan sekutu dalam perang 10 Nopember itu. Banser bertempur habis-habisan mengusung semangat Jihad dengan berbekal restu para Kyai NU dan senjata seadanya ketika itu. Dua jenderal terbaik Inggris sebagai pemimpin Sekutu tewas ketika itu berikut puluhan ribu tentara terlatihnya oleh Banser ,  santri dan rakyat Surabaya. Padahal perlawanan kaum Nahdliyin ini tidak dibantu oleh pasukan resmi TNI ketika itu. 

Presiden Soekarno ketika itu tidak berani melawan sekutu karena secara matematis TNI tidak akan mungkin menghadapi Sekutu yang senjatanya sangat lengkap. Namun tidak dengan Banser yang dengan semangat Ihlas menjalankan keputusan Resolusi Jihad NU saat itu pantang mundur menghadapi tentara Sekutu. Tiga Minggu pertempuran Surabaya berlangsung, sekitar 50 ribu pasukan sipil (Banser, TKR, Rakyat Surabaya)  menjadi syuhada melawan penjajah.Sejarah membuktikan bahwa  Banser NU telah mampu mempertahankan kemerdekaan Indonesia saat itu dalam pertempuran 10 Nopember. Tanpa Resolusi Jihad NU, tanpa kobaran semangat Jihad Banser , tidak akan pernah ada peristiwa heroik 10 Nopember di Surabaya.  

Oleh karna itu, tentu sakan sangat menyinggung perasaan Banser jika Pak Moeldoko hanya melihat satu sisi negativ saja dari apa yang ada pada diri Banser, sementara peran besarnya dilupakan. Oleh karna itu memang perlu koreksi diri dari semua pihak baik Banser maupun TNI agar hal-hal yang lebih buruk tidak terjadi atas penilaian Pak Moeldoko terhadap Banser ini. Kerenggagan atas keduanya jelas tidak produktif untuk Kesatuan Bangsa  di tengah keduanya sama-sama ada dalam pihak yang sedang dilecehkan oleh kelompok militan ISIS. Yang kita inginkan adalah sebaliknya hubungan baik dan semakin kuat erat antara TNI dan Banser demi keutuhan bangsa.

Jika benar Banser banyak tidak disiplin, bukankah akan lebih baik Pak Moeldoko mendekati Ketua Umum GP Ansor, Nusron Wahid dan menawarkan pelatihan geratis bagi Banser. Mengapa Geratis, karna Banser selama ini bekerja dan bertugas menjalankan visi-misinya diantaranya, NKRI Harga Mati tidaklah dibayar negara. Mereka ikhlas demi rasa cinta tanah air yang merupakan bagian dari Ideologi Aswaja milik NU. 

Sebagaimana diketahui, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko melakukan Inspeksi Mendadak  di Batalyon Infanteri (Yonif) 752/Vira Yudha Sakti  di Jalan Basuki Rahmat KM 10, Kabupaten Sorong Papua Barat, Senin (29/12/14).

Sidak itu menurutnya bertujuan untuk melihat secara langsung kesiapan dan kedisiplinan para prajurit TNI yang berada di Batalyon 752/Vira Yudha Sakti dalam menghadapi tugasnya di daerah perbatasan.

Dalam rilis yang dikirimkan Puspen TNI, ke sejumlah media, Panglima TNI memberikan pengarahan kepada 252 prajurit 752/Vira Yudha Sakti. Dalam pengarahannya Moeldoko mengatakan, saat ini ada kecenderungan disiplin prajurit semakin merosot.

Kalau prajurit TNI sudah tidak memiliki disiplin maka kata Moeldoko  mereka sama saja dengan banser, hal itu akan sangat membahayakan karena prajurit TNI dilengkapi senjata.

Lebih lanjut ditegaskan Panglima TNI, yang membedakan prajurit TNI dengan para satgas-satgas atau banser adalah Peraturan Militer Dasar (Permildas).

Prajurit TNI diminta tidak ada yang main-main dengan Permildas dan tidak ada yang dikurangi. Beberapa tempat yang disidak oleh Panglima TNI di antaranya adalah fasilitas yang digunakan prajurit TNI dalam kehidupan sehari-hari seperti barak tempat tidur, tempat makan dan MCK.###