Wapres RI, Jusuf Kalla saat membuka Munas-Konbes PBNU di Jakarta, Sabtu (1/11).foto: NU Online.
“Alhamdulillah para kiai NU konsisten menjaga dan menciptakan suasana damai di tengah perbedaan suku, agama, keyakinan, ideologi, golongan yang membentuk NKRI sebagai negara besar,” kata Jusuf Kalla, saat membuka Musyawarah dan Koperensi Besar Nasional (Munas-Konbes) PBNU di Jakarta, hari Sabtu (1-2/11).
“Itu sama saja mengobral surga, dengan mengiming-imingi sesorang untuk berkenan meledakkan bom bunuh diri,” demikian Wapres Jusuf Kalla mengatakan, sebagaimana dilansir NU Online.
Menurut JK yang kini diamanahkan sebagai anggota Mustasyar PBNU, kebahagiaan di akhirat berbanding lurus dengan kebahagiaan di dunia. Artinya, untuk mendapatkan kebahagiaan di akhirat, seorang muslim harus berjuang menciptakan kemaslahatan, kesejahteraan, dan keadilan di dunia.
JK berterima kasih kepada segenap warga NU yang turut menciptakan suasana aman dan kondusif pasca pilleg dan pilpres kemarin yang sempat menegangkan.
Konsistensi para kiai NU lagi-lagi ditunjukkan pada forum Munas-Konbes NU 2014 ini. Sidang Komisi Rekomendasi Munas-Konbes NU membahas antara lain istilah-istilah keagamaan yang kerap kali menimbulkan kesalahpahaman dan memicu tindak kejahatan radikal.
Istilah-istilah yang dimaksud di antaranya “penegakan syari’ah”, “kewajiban berjihad”, perlawanan kepada thagut”, dan “kebangkitan lagi kejayaan khilafah”. ###
Jusuf Kalla yang juga menjadi pengurus PBNU (mustasyar) sejak tiga periode ini, tantangan bangsa Indonesia saat ini diantaranya adalah adanya kelompok Islam Radikal yang kerap menodai kesatuan bangsa. Menurutnya PBNU harus mampu menetralisirnya agar Islam di Indonesia tetaplah Islam yang Rahmatan Lil'Alamain yang santun dan toleran terhadap umat lain.
Wapres Jusuf Kalla, menyebut aktivis Islam Garis Keras yang sering melakukan propaganda kebencian terhadap umat Islam lain telah melukai rasa toleransi dan kerukunan umat beragama. Kelompok ini menurutnya dinilai terlalu sempit memahami Islam termasuk seolah telah mengklaim sorga sebagai miliknya.
Jusuf Kalla mengatakan, gerakan radikalisme memberikan harga yang sangat murah untuk tiket masuk surga. Mereka mengira surga bisa diraih begitu mudah hanya dengan meledakkan bom bunuh diri di keramaian atau memerangi siapa yang berbeda pandangan menurut mereka.
“Itu sama saja mengobral surga, dengan mengiming-imingi sesorang untuk berkenan meledakkan bom bunuh diri,” demikian Wapres Jusuf Kalla mengatakan, sebagaimana dilansir NU Online.
Menurut JK yang kini diamanahkan sebagai anggota Mustasyar PBNU, kebahagiaan di akhirat berbanding lurus dengan kebahagiaan di dunia. Artinya, untuk mendapatkan kebahagiaan di akhirat, seorang muslim harus berjuang menciptakan kemaslahatan, kesejahteraan, dan keadilan di dunia.
JK berterima kasih kepada segenap warga NU yang turut menciptakan suasana aman dan kondusif pasca pilleg dan pilpres kemarin yang sempat menegangkan.
Konsistensi para kiai NU lagi-lagi ditunjukkan pada forum Munas-Konbes NU 2014 ini. Sidang Komisi Rekomendasi Munas-Konbes NU membahas antara lain istilah-istilah keagamaan yang kerap kali menimbulkan kesalahpahaman dan memicu tindak kejahatan radikal.
Istilah-istilah yang dimaksud di antaranya “penegakan syari’ah”, “kewajiban berjihad”, perlawanan kepada thagut”, dan “kebangkitan lagi kejayaan khilafah”. ###
_____________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar